Academy by GetCraft | Content Marketing, Influencer Marketing, Sponsored Content, and Native Advertising Essentials.

Alasan Promo Instan Efektif Menarik Minat Konsumen

Written by GetCraft | Aug 1, 2019 10:55:14 AM

seperti cashback reward, discount, atau free ongkir, disukai oleh konsumen. Maka itu, taktik ini masih diandalkan berbagai perusahaan untuk meningkatkan jumlah transaksi, atau menjaga loyalitas pelanggan.

Contohnya, e-commerce brands seperti Tokopedia, Bukalapak, atau Shopee juga menerapkan kegiatan promo instan, hingga membantu pertumbuhan traffic di tiap platform itu. Selain itu, banyak juga layanan lain yang menjalankan taktik yang juga kerap disebut dengan istilah instant gratification ini, karena (sekali lagi) memang dianggap efektif menarik minat atau perhatian calon pelanggan.

Menurut laporan Nielsen Consumer Research (2016), pada tahun tersebut cashback rewards menduduki peringkat teratas sebagai pendekatan marketing yang paling menarik hati konsumen.

Hal ini turut didukung survei yang dilakukan Shopback pada 2018; yang menunjukan bahwa, dari 5.600 responden di lima kota besar di Indonesia, 41% menyatakan kalau diskon merupakan bentuk promosi yang paling diminati dan dipercaya konsumen Indonesia. 37% lainnya menyatakan bentuk promo yang mereka minati adalah cashback, 13% buy 1 get 1, dan 8% hadiah langsung. 

Tak hanya belakangan, strategi promosi yang fokus pada kepuasan instan ini sudah diandalkan sejak dulu, saat semua kegiatan marketing masih berlangsung secara offline (atau tidak terjadi di jaringan internet).

Kotler dan Keller mengungkapkan dalam bukunya "Manajemen Pemasaran" (2007), diskon merupakan hadiah yang diberikan oleh brand untuk pembayaran lebih cepat, pembelian dalam jumlah besar, dan pembelian di luar musim (off season). Dalam hal ini, yang diperkenankan adalah faktor perasaan atau emosi seorang konsumen yang didasarkan sebagai konstruksi yang bersifat temporer, karena berkaitan dengan situasi tertentu yang menentukan pembelian oleh konsumen.

Promosi instan ini juga dicatat berpeluang membentuk store atmosphere secara terencana, sesuai dengan pasar sasarannya, hingga akhirnya bisa menarik konsumen untuk membeli (Kotler, 2005).

Pada dasarnya, ketika berbelanja, konsumen merasa terpenuhi hasrat belanjanya ketika melihat diskon 40%, 50%, atau lebih. Hal ini bisa jadi sejalan dengan (yang menurut PsikologID) budaya dan cara hidup konsumen post-modern yang konsumtif. Sejak 2015, perilaku konsumtif dinilai tidak hanya ditunjukan oleh kalangan kelas atas, namun juga diikuti oleh golongan menengah ke bawah. Dan perkembangan informasi dan teknologi merupakan penyebab utama, meluasnya praktek konsumerisme ini.

Lebih dari itu, kegiatan promosi instan dalam konteks marketing juga soal memainkan emosi pelanggan. Marketer Syed Balkhi, dalam tulisannya "4 Ways Instant Gratification Has Changed Content Marketing" di entrepreneur.com menyatakan, untuk memenuhi kepuasan instan, pemasar harus mengkaji strategi content marketing mereka; dan hal yang perlu diperhatikan adalah: snackable atau bite-sized content. Jadi, di antara promosi dan kegiatan content marketing saling berkorelasi untuk mendukung terciptanya efektivitas pelonjakan arus transaksi.

Baca Juga: Memahami Apa itu Content Marketing

Selain itu, konten bite-size yang dapat dilihat pada mobile nyatanya jauh lebih efektif. Maka dari itu, banyak perusahaan rintisan membuka promosi mereka melalui aplikasi yang dikelolanya.

Studi dari Microsoft Corporation mencatat, bahwa rata-rata manusia memiliki rentang perhatian yang lebih pendek dibanding seekor goldfish, yaitu 8 detik saja. Dengan informasi yang datang begitu banyak dalam satu layar, membuat rentang perhatian menjadi tidak efektif. Maka, brand harus memberikan konten promosi instan mereka lebih banyak secara kuantitas, melalui mobile device.

Menjalankan taktik promosi instan juga terkait soal waktu (timing) implementasinya. Penekanan batas waktu bisa membuat konsumen merasa “terpaksa” untuk memanfaatkan keuntungan yang akan didapat. Hal ini membuat konsumen tertarik untuk membeli sesuatu, yang sebenarnya mereka tidak butuhkan.

Pertumbuhan internet dan media sosial yang begitu cepat, juga membuat taktik ini lebih mudah disebarkan dan didapatkan. Dengan promosi cashback reward, discount, dan free ongkir, konsumen merasa harapannya saat membeli sesuatu, terpenuhi. Dan brand pun bisa mendapatkan pemasukan seperti yang diharapkan. 

Jadi, dengan makin meningkatkan perilaku konsumtif, serta kemudahan akses komunikasi di era digital, brandperlu menggunakan semua tools untuk mendorong usaha dan taktik pemasaran mereka, agar mendapatkan perhatian konsumen secara luas, cepat, dan mendorong kegiatan pembelian dari mereka secara terus menerus.

Dan promosi instan atau instant gratification adalah salah satu cara ampuh untuk mengetuk keputusan pembelian dari konsumen, karena mereka merasa ada keuntungan dari kegiatan belanja yang berujung reward secara instan.